Perbedaan derajat? Ya, iyalah... pasti ada!
Tidak diragukan lagi pasti ada.
Di sekolahku terdapat perbedaan derajat antara murid2 kelas khusus dgn murid2 di kelas reguler. Dan masih berjalan sampai sekarang. Yang tak kumengerti adalah mengapa budaya tersebut masih terus berjalan, seakan tak ada hambatannya. Memang, sekarang, di sekolahku, lama-kelamaan budaya tersebut makin mencair. Anak2 di kelas khusus sudah mulai membaur, tapi perbedaan masih terasa.
Kelas Khusus dianggap sebagai si pintar, berdarah ningrat serta dihormati seluruh penduduk sekolah. Kelas reguler dianggap sebagai si biasa saja, tiak seningrat dengan kelas khusus.
Jujur saja, saya yang pernah merasakan rasanya masuk kelas khusus merasa, kalau kami selalu dianggap si sombong. Padahal, kalau ditinjau lagi, masuk kelas khusus itu tidak ada istimewa2nya. Tiap hari adalah kerja keras. Kami harus selalu menjadi yang terbaik dimata semua orang. Semua berprinsip,"bila tak jadi yang terbaik, maka takkan ada artinya." Harusnya mereka merasakan hal tersebut. Jangan hanya bisa ngomong di belakang.
Saya juga pernah masuk kelas reguler. Saya rasa, rasanya sama saja. Hanya, aura di kelas reguler berbeda. Murid2 di sana lebih masa bodoh. Pernah juga saya merasa, bahwa anak2 di kelas khusus itu sombong. Tapi, begitu saya mengulang kembali ingatan saya semasa berada di kelas khusus, perasaan iri dengki segala macam itu langsung sirna.
Well, harus diakui, masing-masing kelas punya aura tersendiri. Tergantung muridnya juga kok. Kelas khusus nggak bakal ada kalo nggak ada kelas reguler, betul tidak??
Minggu, 21 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wadoh wadoh!
BalasHapusbtw smp mana nih ?
palembang juga ya ?
iya sih, kalo di 17 akselerasi juga sering dibilang kayak gitu, tapi pada kenyataannya masih bisa kok bergaul dengan baik! buktinya kk punya temen baik banget yang akselerasi, dan sekarang dia udah tamat,,
hehe,,
makanya sekarang dari kitanya aja untuk saling memberi,, ya ga yaga ?
hehe