Rabu, 21 September 2011

Antara Politik, Indonesia, dan seorang pelajar ZONK

Judul di atas kayaknya terlalu bodoh buat hari ini. Setelah sekian lama hiatus, saya masih sempat-sempatnya menulis post random tentang politiik dan Indonesia. Di umur saya yang masih 16 tahun, nampaknya terlalu dini bagi saya untuk bicara tentang politik, padahal biasanya, mungkin saat ini remaja seumuran saya (terutama perempuan) sedang asyik-asyiknya bikin fashion blog. Well, that's not what I wanna talk about.

Semakin saya tua, semakin saya mengerti Indonesia ini. Indonesia ini tenang di luar, tapi nusuk dari dalam. Betapa tidak, media massa yang seharusnya kritis dan jadi pihak yang netral bahkan kini sudah menusuk dari belakang, menjelek-jelekkan bangsanya. Masyarakatnya pun bisa dibilang kaya akan kritikan untuk pemerintah, dengan sedikit atau bahkan sama sekali tidak menyertakan solusi yang tepat. Pernah suatu ketika saya memposting sebuah tweet begini :
Seharusnya, media massa jaman sekarang kena skoliosis. Kenapa? Karena sering sekali berat sebelah!
Tahu apa respon follower saya (yang sebagian besar adalah teman-teman satu angkatan di SMA)? Banyak yang lantas langsung me-mention salah satu media massa terkemuka di Indonesia. Saya hanya bisa terpaku dan sedetik kemudian tertawa kecil. Bahkan pelajar SMA pun tahu tentang yang saya maksudkan!
Saya mulai mempertanyakan rasa hormat pada negara ini. Saya cinta Indonesia, bukanlah sebuah kata yang asing ditelinga kita, bahkan saking seringnya, ini hanya dianggap sebagai musik pengantar tidur atau stiker penghias dinding di beberapa sisi pasar tradisional. Kalimat Saya Cinta Indonesia seharusnya bukan slogan saja. Mungkin saat saya menulis hal ini, masih begitu banyak yang meragukan Indonesia, eksistensi Indonesia yang kian redup dan bahkan mulai mengatakan Indonesia ini sudah hancur keberadaannya di muka bumi. Wah, tega sekali. Padahal kalau mau tahu, ada begitu banyak hal sebenarnya yang bisa dijadikan sisi positif Indonesia, yang tentu saja bisa dijadikan kebanggaan tersendiri oleh orang Indonesia. I'm sure.

Ada satu lagi hal yang menggelitik hati saya.

Sebagai seorang remaja 16 tahun yang sudah agak mengerti tentang politik menjadi kasihan pada teman segenerasi saya. Di tengah kancah politik yang kian ngalor-ngidul, makin didengungkan ini-itu yang harus kami lakukan : belajar dan membanggakan Indonesia. Yakin deh, pasti itu yang seriiiiiing sekali dikatakan di sekolah, di seminar pelajar, forum nasional pelajar, bahkan sampai iklan layanan masyarakat tentang pendidikan. Huah, sampe bosen dengernya. Tapi bagaimana dengan kalian wahai para "oknum" penghancur imej bangsa? Di saat imej dan kelakuan Anda semakin menjadi, haruskah kami, para penerus bangsa tetap berusaha keras demi kelangsungan hidup negeri ini? Apa demi memperbaiki kebiasaan kalian, kami harus bikin channel TV sendiri dan membuat iklan yang sama untuk kalian?
Kalian memang JAUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUH lebih tua dari kami, tapi kami juga sudah bisa menggunakan otak kami untuk menilai apa yang kalian lakukan.

Tolong, jangan hanya beri kami fasilitas pendidikan dan fasilitas hidup dari segi materiil saja, tapi juga tolong, berikan kami fasilitas dari segi moral.


Selesai curhat saya hari ini. Bisa Anda dengarkan?

Mohon pahami sendiri kata-kata saya tadi.