Minggu, 23 Oktober 2011

iThought #1 : SEAGames

Finally setelah sekian lama melanglang buana di dunia blog, akhirnya blog ini sudah bisa mencapai tahun ke-3 pembuatannya. Well, cukup terharu juga karena blog ini sudah mengeluarkan begitu banyak post dan begitu banyak hal yang sudah saya bicarakan di sini. Ok, jadi kali ini saya mau bicara tentang Palembang dan SEAGames yang kalau dihitung-hitung udah kurang dari sebulan lagi pelaksanaannya.

Saat diumumkan bahwa Palembang bakal jadi salah satu tempat pelaksanaan, pembukaan dan penutupan SEAGames 2011, saya tidak terlalu kaget. Hal itu mengingat bahwa keinginan itu sudah lama dibicarakan Gubernur Sumatera Selatan di beberapa kesempatan. Saya mengetahui ini secara tidak sengaja saat ditugaskan sekolah menjadi salah satu member paduan suara SMA tempat saya menuntut ilmu. Meski pada awalnya, saya sempat tidak percaya. Rasa pesimis bahkan sudah duluan menerjang batin saya, mengingat meski Palembang lebih luas dari Jakarta, tapi Palembang tidak semaju kota Jakarta. Aneh rasanya bila acara yang begitu "Internasional" tersebut harus dilaksanakan di kota ini, apalagi sangat jarang sebuah acara berskala internasional seperti itu dilaksanakan di kota yang jauh dari ingar-bingar Pulau Jawa. Jelas saya merasa hal ini sungguh aneh.
Tapi sebagai penduduk kota yang baik, saya mencoba berpikir positif. Meski Palembang tidak se-"wah" kota besar seperti Jakarta, setidaknya Palembang menawarkan sesuatu yang "wah" dibanding Jakarta.

Setelah sekian lama pembangunan venue SEAGames, muncullah beberapa masalah, entah itu berupa hujatan dan aksi pro-kontra, bahkan parahnya hal ini beranjak menjadi masalah berskala nasional. Masalahnya jelas dari dana dan pembangunan venue yang tak kunjung jadi.
Dulu, sekitar bulan Mei, pemerintah Sumatera Selatan sudah menjamin pembangunan venue sudah mencapai 70-80% dan pada bulan Juli atau Agustus, venue-venue itu sudah diujicobakan. Namun sayang, jaminan itu tidak terbukti, toh sampai sekarang, pembangunan venue tersebut nggak kunjung tuntas. Padahal acaranya sudah kurang dari sebulan lagi.

Kalian tahu dong kalau Palembang terkenal dengan Sungai Musinya?
Kurang pas rasanya kalo datang ke Palembang tanpa melihat Jembatan Ampera dan Sungai Musi. Tapi tahukah kalian kalau ternyata di Palembang ada begitu banyak sungai yang mengalir?
Di beberapa jalanan penting di Palembang, mengalir begitu banyak sungai. Sungai-sungai ini sebenarnya indah, hanya saja karena kurangnya perhatian pemerintah dan "juga" warga kota Palembang, keindahan sungai ini tidak tergali dengan baik. Sungai-sungai ini terkesan jorok dan kotor. Entah karena di sekitar sungai terdapat pemukiman penduduk, sungai ini jadi penuh dengan sampah dari rumah tangga. Banyak oknum yang secara sengaja membuang sampah di sungai tersebut. Duh, sayang sekali, padahal Palembang cukup berpotensi lho mempunyai sungai-sungai indah yang bisa dijadikan tempat pariwisata.

Pernah suatu ketika saat saya hendak pergi ke suatu tempat, saya melihat seorang ibu-ibu dengan tenangnya membuang sekantung plastik besar sampah ke sungai dengan melemparnya begitu saja. OMG! Kenapa kalian dengan teganya merusak salah satu aset pariwisata yang seharusnya bisa dimanfaatkan wong Palembang. Ckckck...

Kebetulan, saya tinggal di daerah Sekip, Palembang. Dan rumah saya cukup dengan dengan salah satu sungai di Palembang, berikut fotonya :


Kotornyaaa.... :'( Bisa lihat kan seberapa kotornya?

Andai, pemerintah juga memperhatikan hal ini. Maksud saya, Palembang seharusnya bisa menggali pariwisatanya lebih lanjut dengan memanfaatkan hal-hal kecil, termasuk masalah sungai ini. Ayolah Palembang, selain mulai membangun hal baru, bukankah akan lebih baik bila ikut "mendaur-ulang" hal lama menjadi baru?

Ayo, Palembang bisa kok!
Palembang 화이팅*!!!
がんばって** Palembang!



Catatan :
*Hwaiting (Bahasa Korea) = semangat!
**Ganbatte (Bahasa Jepang) = Semoga beruntung!

Rabu, 21 September 2011

Antara Politik, Indonesia, dan seorang pelajar ZONK

Judul di atas kayaknya terlalu bodoh buat hari ini. Setelah sekian lama hiatus, saya masih sempat-sempatnya menulis post random tentang politiik dan Indonesia. Di umur saya yang masih 16 tahun, nampaknya terlalu dini bagi saya untuk bicara tentang politik, padahal biasanya, mungkin saat ini remaja seumuran saya (terutama perempuan) sedang asyik-asyiknya bikin fashion blog. Well, that's not what I wanna talk about.

Semakin saya tua, semakin saya mengerti Indonesia ini. Indonesia ini tenang di luar, tapi nusuk dari dalam. Betapa tidak, media massa yang seharusnya kritis dan jadi pihak yang netral bahkan kini sudah menusuk dari belakang, menjelek-jelekkan bangsanya. Masyarakatnya pun bisa dibilang kaya akan kritikan untuk pemerintah, dengan sedikit atau bahkan sama sekali tidak menyertakan solusi yang tepat. Pernah suatu ketika saya memposting sebuah tweet begini :
Seharusnya, media massa jaman sekarang kena skoliosis. Kenapa? Karena sering sekali berat sebelah!
Tahu apa respon follower saya (yang sebagian besar adalah teman-teman satu angkatan di SMA)? Banyak yang lantas langsung me-mention salah satu media massa terkemuka di Indonesia. Saya hanya bisa terpaku dan sedetik kemudian tertawa kecil. Bahkan pelajar SMA pun tahu tentang yang saya maksudkan!
Saya mulai mempertanyakan rasa hormat pada negara ini. Saya cinta Indonesia, bukanlah sebuah kata yang asing ditelinga kita, bahkan saking seringnya, ini hanya dianggap sebagai musik pengantar tidur atau stiker penghias dinding di beberapa sisi pasar tradisional. Kalimat Saya Cinta Indonesia seharusnya bukan slogan saja. Mungkin saat saya menulis hal ini, masih begitu banyak yang meragukan Indonesia, eksistensi Indonesia yang kian redup dan bahkan mulai mengatakan Indonesia ini sudah hancur keberadaannya di muka bumi. Wah, tega sekali. Padahal kalau mau tahu, ada begitu banyak hal sebenarnya yang bisa dijadikan sisi positif Indonesia, yang tentu saja bisa dijadikan kebanggaan tersendiri oleh orang Indonesia. I'm sure.

Ada satu lagi hal yang menggelitik hati saya.

Sebagai seorang remaja 16 tahun yang sudah agak mengerti tentang politik menjadi kasihan pada teman segenerasi saya. Di tengah kancah politik yang kian ngalor-ngidul, makin didengungkan ini-itu yang harus kami lakukan : belajar dan membanggakan Indonesia. Yakin deh, pasti itu yang seriiiiiing sekali dikatakan di sekolah, di seminar pelajar, forum nasional pelajar, bahkan sampai iklan layanan masyarakat tentang pendidikan. Huah, sampe bosen dengernya. Tapi bagaimana dengan kalian wahai para "oknum" penghancur imej bangsa? Di saat imej dan kelakuan Anda semakin menjadi, haruskah kami, para penerus bangsa tetap berusaha keras demi kelangsungan hidup negeri ini? Apa demi memperbaiki kebiasaan kalian, kami harus bikin channel TV sendiri dan membuat iklan yang sama untuk kalian?
Kalian memang JAUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUH lebih tua dari kami, tapi kami juga sudah bisa menggunakan otak kami untuk menilai apa yang kalian lakukan.

Tolong, jangan hanya beri kami fasilitas pendidikan dan fasilitas hidup dari segi materiil saja, tapi juga tolong, berikan kami fasilitas dari segi moral.


Selesai curhat saya hari ini. Bisa Anda dengarkan?

Mohon pahami sendiri kata-kata saya tadi.

Jumat, 03 Juni 2011

Seni : Haramkah?!

-"Apaaa?!"-


"Eh, kamu suka gambar, Pai?"
"Iya, suka banget. Kenapa?"
"Kamu nggak takut?"
"Takut kenapa?"
"Kan katanya kegiatan kayak menggambar 'kan nggak boleh. Menduakan Tuhan, soalnya meniru ciptaan Tuhan."
"Loh, terus, bolehnya ngapain dong?"
"..."

Percakapan ini terjadi kira-kira 5 tahun yang lalu. Saya sempat kaget mendengar pernyataan teman saya ini. Ini memang suatu percakapan biasa antar teman, namun ini cukup membuat saya merasa aneh, bahkan sampai sekarang pun saya tidak habis pikir. Mengapa kok bisa timbul persepsi seperti itu?

Saya memang suka sekali menggambar. Rasanya hampir semua curahan hati saya, saya tuangkan ke dalam gambar-gambar di atas kertas, meski saya yakin hasilnya tidak terlalu bagus seperti seorang pro. Saya lebih suka menghabiskan waktu di kamar saya untuk menggambar dan kemudian mengeditnya secara manual dengan krayon/cat air atau dengan photoshop, ketimbang menghabiskan waktu untuk sekedar mengupdate status FB/Twitter. Meski update status juga merupakan salah satu hobi saya.

Kata-kata seorang rekan dalam komunitas komik tentang agama dan seni, mengingatkan saya akan percakapan pendek antara saya dan teman 5 tahun yang lalu, yang telah saya tulis sebagai pembuka posting hari ini. Semula saya melupakan hal itu, namun teringat lagi karena beberapa hari ini sedang gencar-gencarnya browsing tentang artblog atau blog yang berisikan hasil karya penulisnya.

Saya ingat sekali betapa teman saya itu tampaknya mencoba membujuk saya untuk perlahan-lahan meninggalkan hobi yang sudah saya tekuni sejak saya masih TK ini. Saya sadar, gambar saya memang tak bagus apalagi indah, tapi mengapa harus dihentikan saat saya masih ingin terus belajar? Saya mencoba melakukan perlawanan dengan teori itu. Ada begitu banyak seniman di dunia ini, dan saya rasa, karyanya malah membawa kebaikan di seluruh dunia dan sama sekali tidak merugikan orang banyak, kenapa harus dilarang? Menurut saya, alangkah mubazirnya suatu bakat yang diberikan Tuhan, apabila manusia itu sendiri tidak melanjutkan apa yang sudah menjadi miliknya. Maksud saya, apa gunanya sebuah bakat seni bila pada akhirnya bakat tersebut malah tidak dikembangkan?

Saya, sebagai seorang yang menyukai seni tentu saja merasa terkejut dan kecewa akan pernyataan teman saya itu. Meski dahulu saya hanya menganggap kata-kata teman saya itu angin lalu, namun sekarang, setelah menyadari artinya, saya justru ingin menantang balik teman saya itu. Apa dasarnya ia mengatakan bahwa seni itu diharamkan?

Saya, sebagai seorang yang beragama, tahu diri dan tentunya tahu, bahwa semua yang telah saya lakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Namun, saya tetap tak habis pikir kenapa ada teori bahwa seorang seniman, seperti pelukis dan pemahat merupakan profesi yang makruh, bahkan haram hukumnya. Saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak, tapi saya tetap ragu akan pernyataan ini. Saya seorang Muslim, meski bukan orang yang terlalu alim, tapi saya tahu betul, Tuhan saya sangat mencintai keindahan, makanya seluruh dunia dan isi bumi ini diciptakannya dengan bentuk yang indah dan artistik. Junjungan saya, Nabi Muhammad SAW juga merupakan sosok yang mencintai keindahan. Lalu mengapa ada yang mengatakan kalo seni itu dilarang?

Ada yang mengatakan kalau menggambar dan memahat itu menduakan Tuhan, karena mencoba meniru apa yang diciptakan Tuhan.

Mungkin benar, tapi mungkin juga salah. Saya mungkin memang seorang anak SMA belum tahu apa-apa tentang agama dan dunia, tapi saya tahu betul betapa agama saya merupakan agama yang menyukai keindahan. Mungkin terlihat melawan, ataupun bodoh, tapi saya harap, teori itu hanya teori dan bukan kebenaran.
Tapi, bila memang itu dilarang, saya mohon ampun, kepadamu Ya Allah. Engkau Maha Tahu.

Saya sangat suka menggambar, hanya itu. Saya mohon agar kemampuan yang Engkau berikan kepada hambaMu yang serba kekurangan ini tidak membawa malapetaka dan kehancura, Ya Allah. Hamba hanya tak ingin apa yang Engkau berikan ini sia-sia.

Amin

Selasa, 31 Mei 2011

Writing : Dari Forum Menulis sampai Novel Handphone

Sudah lama juga saya meninggalkan dunia blog, ya!

Nggak niat pensiun, lho! Hanya saja kesibukan saya sejak duduk di bangku SMA membuat saya nggak bisa berkutik kalo di kasih tugas. Hehe, namanya juga anak muda, kalo udah di kasih tugas satu, pasti hal lain jadi terbengkalai. Hehe... (lagi)

Well, satu lagi yang menyita perhatian saya beberapa hari ini adalah ini!


Saya sedang sibuk menggarap sebuah forum untuk orang-orang yang hobi nulis, khususnya yang hobi bikin cerita sejenis novel atau cerpen. Disediakan juga buat yang suka nulis artikel dan role-play, karena sistemnya adalah forum, anggota lain juga bisa komen di cerita yang dibuat, simpel kan?

Saya sedang keranjingan membuat cerita, entah kenapa. Mungkin itulah alasan mengapa saya tiba-tiba tergugah untuk membuat situs semacam ini. Alasan lain adalah karena saya paham betul perasaan seseorang yang ingin menulis, tapi tak punya tempat untuk mempublikasikannya secara umum. Paling banter ya mempublikasikan secara pribadi dan dijadikan konsumsi sendiri. Hehe.
Di Indonesia sebenarnya sudah ada situs-situs web yang berorientasi story-maker, malah sudah mulai banyak peminatnya. Namun sayang, menurut saya situs-situs tersebut malah tergilas dengan adanya social-networking luar yang lebih berorientasi pada sosialisasi digital seperti facebook dan twitter. Tak bisa dipungkiri, hobi menulis adalah salah satu hobi yang cukup menghabiskan waktu, mulai dari memikirkan ide mau nulis apa sampai dengan proses pembuatannya yang termasuk lama dan makan waktu. Tak heran orang zaman sekarang lebih suka mengungkapkan isi hatinya dalam suatu rangkTautanaian kalimat di twitter atau facebook. Wajar kok, saya sendiri juga sering merasa bosan menghabiskan waktu, berkutat di depan laptop atau komputer hanya untuk menyelesaikan bahan tulisan (kecuali tugas sekolah, hehe. Mau gak mau harus gak bosan ngerjain yang satu ini).

Sebelum memutuskan untuk membuat forum, saya sempat mencari referensi dan info mengenai situs-situs story-maker. Ada sebuah situs yang menarik perhatian saya, yaitu Textnovel. com

Situs ini merupakan situs mobile-novel pertama di Amerika dan sekarang sudah mulai berkembang di Asia dan Afrika. Bila di Indonesia, mobile-novel lebih terkenal dengan sebuah e-book yang dibaca lewat handphone, beda dengan textnovel. Textnovel benar-benar situs yang merupakan wadah para penulis amatir maupun profesional dalam mem-publish novelnya lewat laptop dan handphone! Bahkan, ada salah satu judul novel yang ada di textnovel kini menjadi sangat terkenal dan dibukukan. Novel ini pun cukup laris di pasaran.

Textnovel ternyata bukanlah situs mobile-novel pertama di dunia. Penemu mobil-novel sebenarnya adalah seseorang berkebangsaan Jepang. Di negeri Sakura sendiri, sebenarnya mobile-novel bukanlah barang baru. Menulis mobile-novel sudah menjadi hobi tersendiri bagi beberapa remaja di Jepang. Sebuah perusahaan kartu telepon selular di Jepang, DOCOMO, pun memberikan paket untuk akses mobile-novel karena perkembangannya yang luar biasa di Jepang. Eksistensi mobile-novel ini juga telah mengantarkan beberapa mobile-novelist untuk membukukan novelnya. Kenyataan ini membuat mata dunia tentang dunia novel yang semula hanyalah dalam bentuk buku kini mulai berubah dengan adanya mobile-novel ini.

Dari sana, terpacu niat saya untuk ikut membuat wadah para penulis di Indonesia. Meskipun bukan dalam bentuk mobile-novel aslinya, sih. Hehe. Berhubung forum-hosting yang saya gunakan sekarang telah mengupdate fasilitas-fasilitasnya, sehingga forum saya pun bisa diakses melalui handphone, saya rasa, forum saya juga bisa dikategorikan sebagai mobile-novel, hehe.

Well, bagi yang suka nulis, silakan gabung di sana yah! Anggotanya juga belum banyak sih, tapi semoga bisa menulis dengan nyaman ya di Fingertalk! ;)


See ya!


Click the picture below!

Minggu, 15 Mei 2011

Me = Naive ?

Beberapa hari ini saya merenungkan banyak hal. Saya tidak merenungkan hal-hal yang berat, hanya saja saya memikirkan banyak hal kecil, namun berarti bagi kehidupan saya kemarin dan hari ini, yang menurut saya akan membawa perkembangan besar nantinya dalam kehidupan saya.

Yang saya pikirkan saat itu adalah tentang kehidupan saya.

Kehidupan saya flat dan saya pikir malah terlalu flat. Belum ada dinamika yang berarti dalam kehidupan saya itu. Dan saya pikir, itu cukup wajar, sebab saya sendiri masih duduk di kelas XI SMA dan beberapa bulan lagi, insya Allah, saya resmi menjadi murid kelas XII SMA. Tapi menurut saya, kehidupan itulah yang bikin saya bosan dengan kehidupan saya yang itu-itu aja. Apakah rutinitas yang padat dan datar, yang membuat saya jadi seperti itu? Mungkin saja.

Terkadang, saya memikirkan bisa punya kehidupan ceria seperti yang terlihat dipantulan gambar retina mata saya akan teman-teman satu sekolahan saya. Mereka tampak hidup, maksudku, mereka tampak menikmati hidup mereka. Dan entah kenapa, melihat mereka seperti itu, timbul rasa iri di hati saya. Kok bisa, ya mereka seceria itu? Padahal terkadang, kami sama-sama merasakan ulangan yang sama, tugas sekolah yang sama berat, materi ulangan yang sama padatnya. Rasa penasaran itu terus timbul, hingga membuat otak saya terasa berat akibat memikirkan hal itu. Ketika saya curhat dengan seorang teman, teman saya hanya bilang kalo hal seperti itu tampaknya tak perlu dipikirkan, toh memang pada dasarnya setiap orang itu berbeda. Namun, semakin teman saya itu meyakinkan saya bahwa pemikiran macam itu tak perlu dan tak seharusnya dipikirkan, makin besarlah rasa penasaran yang dibumbui rasa iri itu muncul.

Terkadang, saya juga iri dengan cara orang menghabiskan waktu dengan having fun. Jalan-jalan ke Mall atau malah shopping di Mall. Saya sendiri heran kenapa mereka begitu asyik dengan aktivitas seperti itu. Jujur, saya juga ingin seperti itu. Sekalinya saya pergi ke Mall, saya pasti bareng orang tua, dan jarang banget pergi bareng temen. Itupun perginya buat beli berbagai macam keperluan rumah tangga seperti persediaan makan untuk sebulan, dll. Shopping barang selain itu? Jarang sekali. Mengingat hal itu, saya malah berpikir kalo saya adalah orang yang membosankan, sehingga kayaknya orang aja males ngobrol dan main dengan saya. Seperti waktu TK, saya pernah merasa saya ini laki-laki karena teman saya semuanya laki-laki dan tidak ada temen perempuan yang mau main dengan saya, saya pun tidak terlalu suka main hal-hal yang berbau perempuan, seperti main boneka misalnya? Padahal orang tua saya sering sekali membelikan boneka untuk saya.

Timbul sebuah nasihat dari diri saya yang lain :
"Padahal, ada begitu banyak orang yang kurang beruntung. Tapi kamu malah nggak puas begini? Kamu mau jadi apa? Bersyukur dong! Kamu masih cukup beruntung punya orangtua yang mau menghabiskan waktunya untuk anak-anaknya dan mereka mendengar apa saja yang kamu butuhkan, meski tak semuanya mereka penuhi! Sadar dong! Sana, sujud syukur dan bersyukur sepuasnya!"

Ya, saya tahu.

Saya merasa kalo saya ini cewek paling membosankan sedunia. Saya nggak bisa diajak having fun. Saya juga nggak ngerti cara having fun kayak temen-temen seusia saya. Apa saya inilah yang menderita kuper-syndromme?

Apa saya emang cewek aneh?

Saya juga ingin punya selera fashion bagus kayak temen saya, yang bisa menghias diri dan pakai baju lucu. Tapi apa daya, saya sendiri heran kenapa saya begitu nyaman hanya mempunyai 2 jeans dan beberapa t-shirt di lemari. Saya jarang sekali beli baju baru. Itupun kalo ada acara apa, baru deh beli. Saya heraaaaaan sekali kenapa temen saya bisa punya begitu banyak baju yang lucu dan tiap kesempatan bertemu dengan baju bebas, mereka pasti tampil dengan baju yang berbeda-beda. Sedangkan saya? Mungkin beberapa kali teman saya melihat saya dengan baju yang sama, meski pakainya beda hari. Apa ini yang namanya nggak bersyukur ya?

Ya Tuhan, mohon ampun. Hamba tak bermaksud begitu, hanya saja... Ah, sudahlah. Saya emang kurang bersyukur. -___-"

Mohon Ampun, Ya Allah... :'(

Maybe someday, I'll discover the reason why I'm here. I do make mistake, because I'm human and not perfect. But, something I know is that I'm LIMITED EDITION and there's only one ME in this world. Even I'm not perfect and dull.



Pia
Palembang, 15/05/2011 22:11 PM

Rabu, 13 April 2011

7 Icons = SNSD Indonesia. Benarkah?

Dari judul di atas, semuanya pasti udah tahu, topik apa yang hendak dibahas di sini. Ya, kali ini, saya hendak bicara tentang 7 Icon.

Bagi yang ingin tahu, seperti apa rupa dari 7 personil 7 Icon yang digiwangi oleh Angela Tee, Grace Wohangara, Natly, Mezty, Linzy, PJ, dan Vanila ini, bisa Anda lihat sendiri di atas. Mereka disebut-sebut sebagai girlband atau grup vokal saingan boyband Indonesia sebelumnya, yaitu SM*SH. Tak ubahnya SM*SH, kemunculan perdana girlband ini pun mengundang kontroversi. Pro dan kontra, meski saya pikir banyakan kontra-nya dibanding pro-nya. Dan lagi, sama seperti pendahulunya, 7 Icon juga dicap sebagai plagiat girlband atau grup vokal Korea, sebab memang pada umumnya, girlband/boyband berbasis dance lahir di Korea. Bila SM*SH dianggap plagiat Super Junior (SuJu), maka 7 Icon dianggap meniru grup SNSD atau So Nyeo Shi Dae (terkadang disebut pula Shoujo Jidai di Jepang dan Girls' Generation), girlband asal Korea yang memang sekarang sedang "in" di Asia, termasuk di Indonesia.

(SNSD/Girls' Generation)

Kritik, ejekan, bahkan olokan tampak sudah mulai mewarnai awal karir 7 Icon di dunia maya. Sempat saya kunjungi beberapa forum, bahkan blog yang membahas tentang kedatangan 7 Icon. Banyak diantara mereka yang membanding-bandingkan 7 Icon dengan SNSD, dan bertanya-tanya apakah nantinya 7 Icon bisa se-terkenal SM*SH, atau bahkan SNSD. Banyak yang meragukan hal itu.

Mari kita evaluasi bagaimana penampilan ketujuh personilnya dalam video klip single terbaru sekaligus debut pertama mereka yang berjudul "Playboy".



Dari vokal, tampaknya mereka memang belum ahli dalam hal ini. Suara mereka masih terbilang pas-pasan dan sepertinya memang butuh bimbingan dalam bidang ini. Lirik lagu terdengar catchy, terbukti dari beberapa anak kecil yang tinggal di dekat rumah saya sudah mulai hafal dengan lirik lagunya. Meski lirik lagunya tidak terlalu bagus.

Dari dance, ternyata masih kacau dan "amburadul". Gerakan masih sederhana, kurang beragam dan tidak dinamis. Mungkin memang mereka menginginkan agar grup mereka sama seperti SNSD, terlihat "genit". Namun perlu diperhatikan bahwa betapa SNSD diberikan imej "genit", dalam dance mereka tidak main-main. Penampilan boleh genit, tapi dalam dance, gerakan mereka dinamis dan tidak sederhana. Dance dari 7 Icon ini dianggap seperti senam anak-anak, meski tampaknya mereka sudah berusaha keras menunjukkan dance yang terbaik. Namun, hasilnya cukup mengecewakan. Sayang sekali, sebenarnya. Padahal seharusnya di dalam MV(Music Video)-lah sebuah grup vokal memberikan yang terbaik, apalagi dalam dance. Tampak di video klip itu, ada seorang anggota yang hampir menabrak temannya, ngebenerin poni, dan ada pula yang kebingungan saat sedang dance.
Tak perlulah pakai kostum yang agak "terbuka", asalkan penampilan Anda prima.

Andai saja sebelum diproduksi, mereka diberi training khusus dalam dance dan vokal, tentunya mereka tidak akan"asal jadi" seperti ini. Tidak apa-apalah training setahun, baru muncul, toh nantinya bila kualitas vokal dan dance kalian bagus, kalian tidak akan dicap terlalu "miring" seperti ini.
Tapi saya yakin, bila Anda telah berkomitmen untuk serius dalam bidang yang Anda geluti dan terus berlatih, Anda pasti bisa menunjukkan yang terbaik.

Girlband memang bukan milik Korea saja, namun memang girlband "identik" dengan Korea. Dalam akun Facebook resmi 7 Icon, mereka memberikan perlawanan berupa statement yang menunjukkan bahwa memang adanya girlband di Korea pun adalah adopsi dari Jepang. Sebelum ada SNSD, telah ada MOMUSU (Morning Musume/Morning Girl) di Jepang. Perlu diluruskan di sini bahwa girlband dari dua negara tersebut cukup berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing. Girlband Jepang lebih kepada vokal. Sedangkan girlband Korea lebih fokus kepada dance dan vokal, meski pada masa sekarang, girlband Korea lebih diminati. Lalu haruskah kita mempermasalahkan hal ini?

Ada banyak sekali orang yang mulai mempertanyakan kualitas musik Indonesia, yang kabarnya mulai menurun. Banyak produser musik berbakat di Indonesia, namun tergilas dengan adanya keinginan pasar. Akhirnya, mereka memilih untuk menuruti permintaan pasar ketimbang menghasilkan musik yang berkualitas. Dan inilah yang seharusnya disayangkan. Seharusnya, kalaupun ingin menuruti keinginan selera musik masa kini, berikanlah yang terbaik. Memberikan sentuhan yang berbeda itu boleh, namun jangan sampai merusak cita rasanya.

Saya mungkin mendukung adanya girlband seperti ini. Menyatukan vokal dan dance itu tidak mudah, memang. Pesan saya, bila Anda ingin sukses, 7 Icon dan semua grup vokal sejenis ini yang hendak mengepakkan sayap di dunia musik Indoensia, camkan dalam diri Anda semua bahwa meski girlband/boyband Korea sedang diminati, janganlah malah meniru yang dari Korea sana, berikanlah sentuhan berbeda dan lebih "Indonesia". Jangan patah semangat dan hadapi semuanya, karena ini memang resiko kalian memilih jalan ini. Saya yakin, mungkin nantinya Anda akan memiliki fans yang tidak kalah banyak dengan SNSD sana, dan tidak menutup kemungkinan, bila Anda memang sudah benar-benar "bagus" dan TOP, saya malah jadi fans Anda.


(Foto 7 Icon yang dicap mengikuti salah satu foto dari SNSD)

Semangat! :)

Other video :
@ Derings





Minggu, 20 Maret 2011

I Heart You Indonesia : Game Indonesia

Sudah berapa lama saya meninggalkan blog ini? Walah, tampaknya udah lama sekali, ya... - -"
Ya sudahlah, kalo gitu mari kita lupakan masa lalu dan mulai memikirkan masa depan, biarlah masa lalu menjadi pelajaran dan pemacu semangat kita yang hidup di masa kini. Eh, kok saya malah nge-Da'i di sini? - -"

Oke lanjut.

Beberapa waktu yang lalu, saya iseng nyari tambahan game baru di iPod saya di aplikasi appstore iPod tersebut. Karena pengetahuan saya tentang game yang menarik di iPod itu lumayan minim, maka saya mulai mencari di jajaran "Top 25" ( dan tentunya di "Top Free". Hehe... Gak mungkin saya pilih yang "Top Paid" karena bayarnya pake dollar dan lumayan... ehem, mahal. Oke, lanjut lagi). Ketika sedang asyik mencari, mata saya tertuju pada game "Sushi Chain Lite".

Yang membuat saya tertarik bukan karena genre game tersebut yang menyajikan game ala restoran sushi. Meskipun saya memang menyukai hal yang berbau Jepang, tapi percayalah, bukan itu yang membuat saya tertarik membaca dan ingin segera melihat screenshot game ini. Lalu apa dong yang bikin kamu tertarik?

Ternyata, game ini merupakan salah satu game buatan Indonesia, sodara-sodara! Seketika itu, luapan darah nasionalisme saya membara (lebay) dan membuat saya sangat penasaran untuk segera memainkan game ini. Jujur saya katakan kalo saya ini merupakan orang yang bisa meluap rasa nasionalisme-nya begitu melihat, mendengar hal-hal tentang keunggulan Indonesia di mata dunia. Seperti halnya saat saya melihat sebuah nama game publisher khas Indonesia terpampang jelas di daftar Top Free 25 AppStore iPod yang bisa dibilang merupakan hasil penilaian melalui rating tingkat dunia. Artinya game ini bisa bersaing dengan game-game buatan negara lain.



Kemudian, begitu saya melihat lebih lanjut lagi di bagian deskripsi game, saya kembali dibuat takjub saat mengetahui ternyata game ini laris di-download oleh pengguna iPod, iPhone ataupun iPad dari seluruh dunia.


Ini menunjukkan betapa sebenarnya Indonesia memiliki banyak bakat terpendam dan potensi tingkat dunia yang sangat potensial. Seperti dalam bidang game ini.
Ini bukan pertama kalinya game Indonesia bisa diterima dengan baik di dunia. Sebelumnya pada tahun 2007, saya sempat mendengar kabar tentang game buatan Indonesia yang bisa menembus pasar dunia. Game ini berjudul "Burger Rush".

Mungkin di antara para pembaca sekalian sudah ada yang pernah tahu tentang hal ini, bahkan mungkin sudah pernah memainkan game ini. Dan mungkin juga, tidak banyak yang tahu tentang betapa game ini mampu merebut hati gamers dunia pada masanya. Kedua game ini, baik Sushi Chain Lite dan Burger Rush ini sama-sama memiliki genre yang sama, yaitu memadukan game setipe Diner Dash dengan Bejeweled, sehingga menjadikan kedua game ini sebagai salah satu game unik dan menjadi ciri khas tersendiri.




Secara grafis, kedua game ini cukup menarik perhatian. Namun mungkin memang yang sangat disayangkan, game ini belum bisa mengangkat hal yang berbau "Indonesia". Tapi sepertinya hal itu tidak menjadi masalah besar, sebab tanpa itupun, game ini sudah mampu mengangkat derajat negeri ini menjadi salah satu negara yang berpotensi dalam bidang IT dan game.
Kebayang dong kalo sampe Indonesia jadi salah satu negara developer game terkenal di dunia?

Bicara soal game, ternyata ada lagi game buatan anak negeri yang patut diacungi jempol. Game ini bisa dibilang game online dengan genre petualangan yang paling oke saat ini. Ya, game "Nusantara Online" merupakan game yang setipe dengan game online keluaran Korea (atau Cina?), Perfect World.

Bedanya, "Nusantara Online" menyajikan grafis khas Indonesia, meskipun masih dilapisi dengan grafis 3D yang bisa dibilang sudah "halus".
*Bahkan Poconggg pun tampil sebagai monster di sini*

Sayangnya, game ini tampaknya masih sepi peminat karena kurangnya promosi. Padahal, beban yang ditanggung game ini cukup berat, sebab game ini merupakan salah satu hasil unjuk gigi Indonesia terhadap dunia. Katanya sih, jika game ini jelek, maka game ini secara tidak langsung sudah mencoreng nama baik Indonesia. Ya ampun... --"


Dari beberapa game keren yang berhasil saya liput hari ini (sok jurnalis banget), bisa dilihat 'kan, betapa game Indonesia sebenarnya mampu menyaingi negara lain yang lebih "wah" dalam membuat game seperti Jepang, Amerika, Korea atau Cina?
Nah, tugas kitalah sebagai generasi penerus bangsa (sok Da'i banget) yang meneruskan perjuangan pembuat game-game cemerlang ini. Bagi yang berminat dalam hal seperti ini, jangan sampai menjadi impian terpendam saja, mulailah belajar dan tekuni minat itu. Siapa tahu, dari minat timbul bakat dan membuat kantong padat, iya nggak?



Sekali lagi, maju Indonesia! :)


Sumber Gambar : Google.com (Burger Rush dan Nusantara Online) dan hasil capture game melalui iPod pribadi (Sushi Chain Lite)

Selasa, 08 Februari 2011

Kedokteran oh... kedokteran

"Kamu mau masuk fakultas apa?"
"Ya kayak biasa, kedokteran..."
"Iya sih, orang tua saya berharap banget aku masuk kedokteran. Kamu juga?"
"Orang tua aku sih nggak terlalu maksa, cuma berharap. Kalo nggak juga nggak apa-apa. Lagian, aku kan emang dari dulu pengen jadi dokter."
"Yah, yang penting orang tua bahagia deh."

Pernah mendengar secara langsung pembicaraan seperti di atas? Bagi yang udah SMA biasanya udah seriiing banget ngedengerin pembicaraan di atas. Seriuosly, banyak banget emang yang bahas itu. Apalagi bagi kakak-kakak kita yang udah kelas XII SMA. Pastinya tambah sering denger dialog atau bahkan jadi tokoh utama dialog di atas.

Kedokteran... Kedokteran...

Kata itu seakan membius siapa saja agar menjadi bagian dari mereka. Nggak usah jauh-jauh nanya ke anak seluruh Indonesia, tanyain aja sama seluruh siswa sekolahmu, kebanyakan dari mereka pasti ngejawab "kedokteran". Di sekolah saya, SMA Plus Negeri 17 Palembang, 70% bahkan mendekati 80% nya memilih fakultas kedokteran sebagai fakultas impiannya. Entah tuh fakultas pake bantuan dukun apa sampe kebanyakan remaja berlomba-lomba masuk fakultas ini, nggak peduli masuk universitas apa. Yang penting setelah tamat, di depan nama harus mejeng huruf "d" dan "r". Ralat, biasanya sih itu untuk plan B bagi yang gagal masuk PTN favorit (semoga aja nggak, yaaa. Amin).

Muncul pertanyaan.

"Apa sebenarnya yang melatarbelakangi hampir seluruh pelajar di Indonesia untuk masuk Fakultas Kedokteran?"

Intinya : " kenapa kamu mau masuk FK dan kenapa kamu bercita-cita masuk FK dan menjadi dokter?" (banyak banget "dan"-nya)
Untuk mempermudah, mari saya beri pilihan dari hasil pemikiran saya :
1. Untuk membahagiakan orang tua.
2. Dipaksa orang tua.
3. Biar hidup senang di masa depan (intinya mau dapet untung banyaaaak).
4. Biar naikin fame meter kamu. Seneng kan kalo dibilang "wah, anak kedokteran tuh!" Intinya naikin reputasi.
5. Bener-bener tulus nolong orang.

Mohon pilih yang mana yang menurut kamu paling KAMU BANGET. Dan mohon jawab dengan setulus hati, jujur dan bukan merupakan dorongan ataupun paksaan dari orang lain.

Ya udah deh, neng! Jadi intinya apa? Lo mau menghalang-halangi pelajar Indonesia yang mau ke Fakultas Kedokteran biar mengurungkan niatnya masuk ke fakultas itu?

No, no, no... Bukan. Bukan itu maksud saya ngeposting post ini. Emang mungkin menghalangi, tapi bukan menghalangi masuk FK. Saya hanya ingin menghalangi rasa terpaksa masuk FK.

Terpaksa? Masa sih?

Pesona FK memang menggoda, tapi tahukah kalian bahwa ada begitu banyak pelajar di Indonesia yang udah masuk ke FK, tapi nyatanya, mereka malah tidak bisa menikmati kehidupan kampus FK karena memang tidak berminat pada awalnya dan terpaksa. Ya, terpaksa. Mungkin memang ada yang sejak kecil bercita-cita menjadi dokter. Tapi bagaimana, ya?
Benarkah itu merupakan cita-cita dari hati?
Kalo kamu aja masih ragu jawabnya, langsung aja deh jujur kalo itu cita-cita mulut Anda. Bukan hati Anda.

Sebagai contoh, kalo kamu tanya anak SD kelas 1 atau 2 tentang cita-cita, kebanyakan dari mereka menjawab,"mau jadi dokter." Entah mereka mengerti atau tidak apa itu dokter, karena sepanjang yang saya tahu, di mata anak-anak, dokter itu kerjaannya menolong orang yang sakit.
Saya sering membaca surat kabar yang memuat pojok anak-anak. Di sana sering dimuat biodata-biodata anak-anak umur 1 bulan-4 tahun beserta foto-foto. Lucunya, saya melihat beberapa kejanggalan di biodata itu. Masa sih ada bayi umur 1-2 bulan yang udah mikirin cita-cita? Nggak nyambung TOTAL! Dan anehnya, kebanyakan dari biodata tersebut menyebutkan bahwa mereka bercita-cita menjadi dokter! Wah, jadi ingat, saya seumur gitu masih hobi nangis di rumah orang dan belum mikir apa-apa. Kok mereka udah pada mikir cita-cita? Okelah, yang nulis itu orang tua mereka, dengan harapan mereka bisa jadi dokter. Tapi benarkah itu pilihan hati mereka nantinya? Jawabannya bisa "iya" atau "tidak". Tergantung si anak.

Jelaslah sudah bahwa memang FK jadi idaman semua pelajar. Nggak cuma pelajar deh, anak-anak belom sekolah aja udah digerakkan mulutnya biar kalo ditanya cita-cita jawabnya "dokter". Ironi.

Saya pernah mendengar secara langsung teman saya yang bilang:
"Pokoknya taon depan aku mau membahagiakan orang tuaku! Masuk kedokteran! Amin!"
Saya doakan Anda bisa teman. Tapi nanya sedikit, apakah benar kalo mau membahagiakan orang tua harus masuk kedokteran? Sedangkan kalo kalian peka, ada begitu banyak cara untuk membahagiakan orang tua. Entah sadar atau nggak...

Well, wahai pelajar se-Indonesia... Benarkah itu adalah pilihan kalian?

Bagus deh kalo kalian emang niat BANGET masuk FK. Saya doakan agar kalian bisa diterima di FK. Dimanapun nantinya kalian berada. Saya doakan pula kalian agar bisa jadi dokter yang rajin, rendah hati, jujur, anti MALPRAKTEK, dan berguna bagi bangsa dan negara. PLUS! Membawa pengaruh baik dan kesejahteraan Indonesia tercinta (amin).

Tapi buat yang sendirinya masih ragu, aku bener-bener harapkan agar kalian bisa berfikir ulang tentang impian "menjadi dokter" tersebut. Benarkah itu yang kalian inginkan dan bukan merupakan tuntutan dari orang tua?

Saya hanya nggak mau pelajar Indonesia susah-susah masuk FK karena terpaksa. Well, saya tahu, menjadi tumpuan harapan orang itu susah. Bikin capek. Bikin muak. Bikin stress. Tapi satu yang kalian harus tau. Fakultas, jurusan... semuanya ada untuk menampung minat dan bakat kalian. Kalo minat ada tapi bakat nggak ada... nggak bisa. Kurang mendukung. Bakat ada tapi minat nggak ada? Apalagi itu. Sangat kurang mendukung malah. Takutnya malah terpaksa dan ketika tiba saatnya kita hengkang dari fakultas tujuan tersebut, kita malah nggak dapet apa-apa. Memang yang paling enak itu minat ada dan bakat ada.

Saya tidak benci pada fakultas kedokteran. Jujur, pengen sih masuk kedokteran. Siapa coba yang nggak mau? Hanya saja saya nggak terlalu minat pada fakultas itu. Entah kenapa... (Jangan-jangan nggak normal?).

Saya hanya sedih membayangkan ada begitu banyak pelajar yang berusaha mati-matian demi sesuatu yang masih diragukannya dan bukan impian tulus dari hatinya.

Saya pernah menonton tayangan Kick Andy yang inspiratif (seperti biasa). Ada suatu episode dimana ditampilkan seorang guru (penulis mungkin? lupa) yang mengatakan bahwa, ia bisa saja menjadi dokter. Namun ia merasa dokter bukanlah panggilan hatinya. Ia terpanggil untuk mengamalkan ilmu yang ia dapatkan kepada orang lain. Menurutnya, ilmu justru merupakan sesuatu yang bisa terus-menerus dihasilkan dan dibagikan. Justru gurulah yang nantinya bisa menghasilkan dokter, arsitek, insinyur dan sebagainya. Kemudian, ia juga mengatakan betapa tanpa kreativitas, manusia itu tidak bisa sukses. Dan kreativitas itulah sebenarnya kunci dari kesuksesan tiap manusia.

Kreativitas itulah sebenarnya kunci dari kesuksesan tiap manusia.


Renungkan kalimat terakhir itu.

Jujur, saya membenarkan kalimat itu dan saya coba tanamkan dalam pikiran saya. Muncul dalam benak saya, bahwa apapun pekerjaan nantinya, tanpa kreativitas, pekerjaan hanyalah pengisi kartu KTP atau tanda pengenal saja. Kreativitas di sini bukanlah dalam arti kalian bisa menghasilkan sesuatu yang berbau seni, memang mungkin ada kaitannya. Namun, kreativitas yang saya maksud di sini adalah kecerdasan dalam melihat peluang yang ada.

So, buat kalian yang masih ragu, saya wanti-wanti lagi deh! Tolong pikirkan matang-matang tentang tujuan kalian itu.
Dan buat yang udah yakin. Yup, saya doakan kalian sukses, ya! :)

Ciao! ;)

Selasa, 04 Januari 2011

Launch! Launch! Launch! :)

Well, yeah! Sudah sebulan lebih saya hiatus dan akhirnya saya menyadari kalo blog ini sudah berumur 2 tahun! Hell yeah! Padahal tadinya saya berniat membagi-bagikan award sebagai peringatan dua tahun berdirinya blog ini. Dan yah, saya juga berniat mengganti tampilan blog ini, meski akhirnya nggak jadi. Well, that's okay! Semoga saja bisa dilaksanakan secepat mungkin. Tadinya, tampilan "terbaru" blog ini sudah saya siapkan, tapi berhubung ada sedikit "masalah" (baca : You Come And Then I Cry) yang seriously bermasalah... Tampilan blog yang sudah siap itu terpaksa batal tampil. Okelah, ya sudah... yang lalu biarkanlah berlalu dan sekarang saatnya membuka lembaran baru ! Yaay! :)

By the way, udah tahun baru kan, ya? Meskipun telat ngucapin, yang penting ngucapin kan? Lagipula, kita masih ada di suasana tahun baru (suasananya doang) :p

HAPPY NEW YEAR 2011!!! :D

Masih di suasana tahun baru yang "warm" (kalo "hot" udah lewat. Tahun barunya kan tanggal 1 kemaren), saya berniat melanjutkan menulis di tumblr.com . Sebelumnya saya udah pernah bikin karena iseng, yah sekitar 8 bulan yang lalu. Namun entah kenapa, setelah menulis 2 post ( yang satu 8 bulan yang lalu dan yang satunya lagi 6 bulan yang lalu), saya hiatus dari tumblr dalam waktu yang sangaaaaaaaaat lama. dan akhirnya saya kembali menulis di tumblr tadi pagi dan merubah tampilannya. Yaaay! :)
Hope you like it!
Silahkan klik banner di bawah untuk segera menuju ke tumblr saya :)



*Gambar drakulanya serem amat yah -,-"


Well, enjoy it everyone! XOXO :)