Sabtu, 04 September 2010

You Come and then I Cry

Kok bisa saya tulis judul di atas? Hehehe... maaf deh kalo struktur kalimatnya rada berantakan. :D

Udah lama nggak nulis di blog. Hehehe, tadinya saya mau rajin nulis, tapi apa mau dikata... Laptop saya dicuri orang beberapa waktu lalu, jadi beberapa file saya, termasuk beberapa desain layout dan header blog yang sudah saya rancang jauh-jauh hari ikut hilang. Jadinya, saya jarang buka blog. Bagi yang penasaran liat desain blog baru yang saya pernah bahas, kayaknya untuk harus ditunda dulu rasa penasarannya.
Emang jaman sekarang lagi jaman-jamannya perampokan, apalagi dengan cara hipnotis. Perlu diketahui, rumah saya kebobolan ya karena pembantu saya dihipnotis juga. Yah, mungkin emang belom rejeki kali, ya?

Well, maling... you come and then I cry... ;P



Satu lagi cerita bertajuk "you come and then I cry". Yang ini juga berdasarkan pengalaman saya pribadi. Cerita kali ini saya post-kan untuk kalian (terkhusus buat "orang" yang bikin saya nangis, meski tidak saya perlihatkan pada "orang" itu, dan sakit hati sampai sekarang).

Oke, ini terjadi pada saat awal semester kelas 6 SD. Saat itu, saya sebel setengah mati sama temen cowok saja. Let's call him... ng... "An". Si An ini rasa-rasanya selalu mengganggu saya. Hingga suatu hari saya memutuskan untuk bicara baik-baik, tentang perilakunya itu. Meski tidak bicara secara langsung, saya memutuskan untuk mengiriminya secarik kertas. Dan disitu saya tulis:
(in Palembangnese)
"Kau tu ngapo sih,galak nganggu aku? Salah aku apo samo kau?"
(Translate : Kamu tuh kenapa sih, sering ganggu aku? Salah aku apa sama kamu? )

Selang beberapa menit, datanglah balasan dari si An. Isinya bener-bener di luar dugaan. Apalagi, bikin yang liat kalang kabut dan ge-eran :P
"Soalnyo, aku tu galak samo kau..."
(Soalnya, aku tuh suka sama kamu)

Seketika itu pula, hati saya langsung berdebar. Entah karena kaget atau apa setelah membaca itu. Apalagi, ini kan waktu SD, waktu jaman saya masih polos-polosnya. Langsung deh, saya salting di hari itu juga. Dan si An semakin bikin penasaran sampai-sampai saya berkali-kali kirim kertas lagi yang bertuliskan:
"Ngapo kau galak samo aku?"
(Kenapa kamu suka sama aku?)

Dunia serasa indah. Hehehe... mungkin karena sebagai cewek jelek, culun dan tidak populer macam saya saat itu, ada yang suka aja udah kayak anugerah terindah Yang Maha Kuasa. Hehehehe.. :D

Tapi ternyata semua itulah yang akhirnya bikin saya nangis dalam hati dan bikin saya dendam, sakit hati dengan semua itu.
Besoknya, ketika saya masuk ke kelas, An dan temannya, sebut saja "A" menghampiri saya sambil tertawa. Mulanya, saya nggak tau alasan kenapa mereka ketawa kayak orang gila (dalam pandangan saya) seperti itu. Namun, akhirnya mereka pun angkat bicara.

A = Kau tau dak siapo yang nulis kertas balesan untuk kau tu? ( Kamu tau nggak siapa yang nulis kertas balasan untuk kamu itu?)
Saya = ...
A = Itu tu aku... tulisan An tu kan lebih bagus dari tulisan aku ( Itu tuh aku... Tulisan An kan lebih bagus dari tulisanku)
An dan A = (ketawa)

Zekk!!! Rasanya seperti ada yang menusuk hati saya. Dalam, sakit. Rasanya saya ingin menangis sekencang-kencangnya, tapi apa daya, saya memilih untuk tidak menangis. Karena bila menangis, saya merasa itu artinya saya kalah dari mereka dan justru saya tidak ingin terlihat "kalah" dari mereka. Saat itu saya hanya terdiam dan tenggelam dalam pikiran saya. Betapa mereka tega melakukan itu pada saya. Apakah karena saya ini sangat-sangat polos dan bodoh di mata mereka? Sehingga tega-teganya mereka menipu saya.

Oke, mungkin bagi mereka ini adalah suatu permainan semata yang menurut mereka nggak penting banget dan just for fun. Tapi, tahukah kalian, wahai An dan A (terutama A karena dialah dalang dari semua ini) yang kalian permainkan itu hati wanita. Dan bila cewek udah sakit hati, kemungkinan besar, hal ini akan terus ia ingat. Silakan kalian berpikir kalo hal ini cuma permainan masa kecil, tapi ingatlah bahwa ini akan saya terus ingat dan mungkin saya lupakan bila saya kena amnesia.
Dan A, saya tahu kita sahabat. Apalagi, kita udah dari SD hingga SMA ini satu sekolah. A, silakan kamu nikmati semua itu dan melupakannya. Yang bikin saya sakit hati adalah, saat saya tanyakan pada si A tentang hal ini, ternyata, ia sudah lupa. Kejam sekali.

Setelah kejadian itu, saya mencoba untuk menjauhi si A. Namun, nyatanya tidak bisa. Dan sekarang, ketika saya ingat kembali kejadian itu, saya coba lagi menjauhinya, eh, dia malah berkata saya sudah berubah dan cenderung sombong, cuek dengan dia. Langsung deh, saya berpikir, "Lha, kan kamu sendiri yang bikin saya kayak gini?"

Setelah ini, saya harap agar kita semua saling introspeksi diri. Siapa tahu, dari semua permainan dalam hidup ini, secara tidak langsung dan tidak sadar, kita sudah bikin orang lain sakit hati akan perbuatan kita.
Dan An dan A, aku harap kamu mau membaca ini dan menyadarinya. Syukur kamu sadar, kamu ingat saja saya sudah bersyukur. Rasakan saja semua ini. Meskipun akhirnya kamu berpikir saya lebay atau apa, tapi ini sangat membuat saya terpukul dan down berkali-kali bila saya mengingatnya. Silakan kamu anggap ini hanya salah satu bagian masa kecil kamu yang kamu anggap just for fun.



Yah, pada akhirnya ini hanya unek-unek saya. Yang meski malu untuk mengakuinya, ini saya persembahkan untuk A yang sepertinya penasaran sekali mengapa saya berubah dan cuek terhadap dia.
Aku harap kamu sadar :)

1 komentar: