Selasa, 21 September 2010

Seberapa Cintakah Anda dengan Lagu Daerah?

Hai! Saya kembali lagi menulis setelah sekian lama nggak posting. Dan thanks God, akhirnya saya berhasil memiliki laptop setelah yang lama diambil maling nggak tau diri (tugas, data, dan hasil karya saya ada di situ semua looooh! *nangis* )!!!.

Ok, back to topic.

Kenapa saya memasang judul tersebut sebagai judul posting kali ini?


Sebelum login di blogger tadi, saya baru saja browsing di google dengan maksud mencari tugas tentang lagu daerah. Ng, dibilang tugas juga bukan tugas sekolah sih ya. Bisa saya anggap itu tugas untuk mencari data demi kelarnya komik saya (yah, mohon doanya aja). Jadi saat browsing tentang lagu daerah, tiba-tiba mata dan pikiran saya langsung tertuju pada sebuah forum diskusi yang kala itu sedang membahas tentang lagu daerah. Di sana, para peserta diskusi menanyakan suatu hal, yang saya yakin, bila seorang yang mengaku Indonesia mendengar ini akan tegang dan terdiam seketika.

"Diantara lagu-lagu daerah di bawah ini, yang mana saja yang kamu tau..??"

Biasa? Ya, justru karena tidak luar biasa itulah yang seharusnya bikin kita merinding disko saat membaca pertanyaan itu.

Setelah pertanyaan itu, diikuti dengan daftar lagu daerah seperti O Ina Ni Keke, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Bu Lele bo, Bungong jeumpa, dll. Jujur saja, saya juga merasa asing dengan beberapa judul lagu yang dipaparkan.
Duh, saya jadi merasa malu karena nggak tau.

Jujur saja, saya hanya merasa itu cukup wajar. Sebab Indonesia itu terkenal memiliki banyak sekali kebudayaan dan salah satunya adalah terciptanya beberapa lagu-lagu daerah yang beragam. Alhasil, bisa kebayang 'kan? Kalo satu provinsi aja punya sekitar 2-3 bahkan lebih lagu daerah, coba Anda hitung dengan keseluruhan jumlah provinsi di Indonesia? Apa Anda sendiri mampu menghapal satu-satu?
Jahatkah saya bilang begitu?

Tapi memang, lagu daerah merupakan salah satu "identitas" penting dari kebudayaan suatu daerah. Sedihnya, saya pernah liat, seseorang yang sendirinya tidak tahu lagu daerah tanah kelahirannya sendiri.
Beberapa waktu lalu, saya pernah menonton sebuah acara televisi, dimana acara itu merupakan acara kuliner, lebih tepatnya acara masak-memasak. Jadi, di acara itu, ada seorang artis yang diundang untuk mengisi acara masak itu. Maka, sebelum memasak, si artis dipaksa belanja sendiri ke sebuah pasar tradisional dengan menggunakan baju daerahnya. Kebetulan, artis itu kelahiran Palembang, tanah kelahiran dan tempat tinggal saya, jadilah dia memakai baju adat Palembang. Saat sedang berbelanja, seorang pemilik toko memintanya menyanyi lagu daerahnya dengan imbalan, akan menggratiskan belanjaannya bila ia bisa.
Bukannya menyanyi lagu Palembang, dia malah menyanyikan lagu "Kampuang Nan Jauh Di Mato" yang jelas mengundang tawa saya sekeluarga.

Saat itu, terbersit dalam pikiran saya, "apakah saya akan atau bahkan telah lupa dengan lagu daerah saya sendiri?"

Duh, saya jadi cemas. Bagaimana mungkin kita menuntut sesuatu yang di curi dari kita, bila kita sendiri tidak menjaga dan melestarikannya?

Masih ingat kasus "Rasa Sayange"? Saya rasa, salah satu penyebab lagu itu sampai diklaim orang lain adalah karena dari dalamnya sendiri saja sudah nggak menjaga, jadi si maling jelas bisa mengambil dengan mudah 'kan? Kita kayak peduli-gak-peduli sama lagu daerah sendiri.

Let's fix this up! Nggak perlu hapal semuanya kok, minimal kita tahu lagu itu. Dan yang paling sederhana, kita bisa mulai dari mengetahui dan bahkan menghapal lagu daerah sendiri. Jangan kayak artis dalam cerita saya itu yang bahkan nggak tau lagu daerah tanah kelahirannya. Ya, saya yakin karena si artis juga sudah lama meninggalkan Palembang dalam waktu yang cukup lama.

Nggak cuma lagu daerah, kebudayaan yang lain juga, mari kita jaga! :)

Mau berubah?
Berubah yuk, sekarang! :)

2 komentar: