Finally setelah sekian lama melanglang buana di dunia blog, akhirnya blog ini sudah bisa mencapai tahun ke-3 pembuatannya. Well, cukup terharu juga karena blog ini sudah mengeluarkan begitu banyak post dan begitu banyak hal yang sudah saya bicarakan di sini. Ok, jadi kali ini saya mau bicara tentang Palembang dan SEAGames yang kalau dihitung-hitung udah kurang dari sebulan lagi pelaksanaannya.
Saat diumumkan bahwa Palembang bakal jadi salah satu tempat pelaksanaan, pembukaan dan penutupan SEAGames 2011, saya tidak terlalu kaget. Hal itu mengingat bahwa keinginan itu sudah lama dibicarakan Gubernur Sumatera Selatan di beberapa kesempatan. Saya mengetahui ini secara tidak sengaja saat ditugaskan sekolah menjadi salah satu member paduan suara SMA tempat saya menuntut ilmu. Meski pada awalnya, saya sempat tidak percaya. Rasa pesimis bahkan sudah duluan menerjang batin saya, mengingat meski Palembang lebih luas dari Jakarta, tapi Palembang tidak semaju kota Jakarta. Aneh rasanya bila acara yang begitu "Internasional" tersebut harus dilaksanakan di kota ini, apalagi sangat jarang sebuah acara berskala internasional seperti itu dilaksanakan di kota yang jauh dari ingar-bingar Pulau Jawa. Jelas saya merasa hal ini sungguh aneh.
Tapi sebagai penduduk kota yang baik, saya mencoba berpikir positif. Meski Palembang tidak se-"wah" kota besar seperti Jakarta, setidaknya Palembang menawarkan sesuatu yang "wah" dibanding Jakarta.
Setelah sekian lama pembangunan venue SEAGames, muncullah beberapa masalah, entah itu berupa hujatan dan aksi pro-kontra, bahkan parahnya hal ini beranjak menjadi masalah berskala nasional. Masalahnya jelas dari dana dan pembangunan venue yang tak kunjung jadi.
Dulu, sekitar bulan Mei, pemerintah Sumatera Selatan sudah menjamin pembangunan venue sudah mencapai 70-80% dan pada bulan Juli atau Agustus, venue-venue itu sudah diujicobakan. Namun sayang, jaminan itu tidak terbukti, toh sampai sekarang, pembangunan venue tersebut nggak kunjung tuntas. Padahal acaranya sudah kurang dari sebulan lagi.
Kalian tahu dong kalau Palembang terkenal dengan Sungai Musinya?
Kurang pas rasanya kalo datang ke Palembang tanpa melihat Jembatan Ampera dan Sungai Musi. Tapi tahukah kalian kalau ternyata di Palembang ada begitu banyak sungai yang mengalir?
Di beberapa jalanan penting di Palembang, mengalir begitu banyak sungai. Sungai-sungai ini sebenarnya indah, hanya saja karena kurangnya perhatian pemerintah dan "juga" warga kota Palembang, keindahan sungai ini tidak tergali dengan baik. Sungai-sungai ini terkesan jorok dan kotor. Entah karena di sekitar sungai terdapat pemukiman penduduk, sungai ini jadi penuh dengan sampah dari rumah tangga. Banyak oknum yang secara sengaja membuang sampah di sungai tersebut. Duh, sayang sekali, padahal Palembang cukup berpotensi lho mempunyai sungai-sungai indah yang bisa dijadikan tempat pariwisata.
Pernah suatu ketika saat saya hendak pergi ke suatu tempat, saya melihat seorang ibu-ibu dengan tenangnya membuang sekantung plastik besar sampah ke sungai dengan melemparnya begitu saja. OMG! Kenapa kalian dengan teganya merusak salah satu aset pariwisata yang seharusnya bisa dimanfaatkan wong Palembang. Ckckck...
Kebetulan, saya tinggal di daerah Sekip, Palembang. Dan rumah saya cukup dengan dengan salah satu sungai di Palembang, berikut fotonya :
Andai, pemerintah juga memperhatikan hal ini. Maksud saya, Palembang seharusnya bisa menggali pariwisatanya lebih lanjut dengan memanfaatkan hal-hal kecil, termasuk masalah sungai ini. Ayolah Palembang, selain mulai membangun hal baru, bukankah akan lebih baik bila ikut "mendaur-ulang" hal lama menjadi baru?
Ayo, Palembang bisa kok!
Palembang 화이팅*!!!
がんばって** Palembang!
Catatan :
*Hwaiting (Bahasa Korea) = semangat!
**Ganbatte (Bahasa Jepang) = Semoga beruntung!
Saat diumumkan bahwa Palembang bakal jadi salah satu tempat pelaksanaan, pembukaan dan penutupan SEAGames 2011, saya tidak terlalu kaget. Hal itu mengingat bahwa keinginan itu sudah lama dibicarakan Gubernur Sumatera Selatan di beberapa kesempatan. Saya mengetahui ini secara tidak sengaja saat ditugaskan sekolah menjadi salah satu member paduan suara SMA tempat saya menuntut ilmu. Meski pada awalnya, saya sempat tidak percaya. Rasa pesimis bahkan sudah duluan menerjang batin saya, mengingat meski Palembang lebih luas dari Jakarta, tapi Palembang tidak semaju kota Jakarta. Aneh rasanya bila acara yang begitu "Internasional" tersebut harus dilaksanakan di kota ini, apalagi sangat jarang sebuah acara berskala internasional seperti itu dilaksanakan di kota yang jauh dari ingar-bingar Pulau Jawa. Jelas saya merasa hal ini sungguh aneh.
Tapi sebagai penduduk kota yang baik, saya mencoba berpikir positif. Meski Palembang tidak se-"wah" kota besar seperti Jakarta, setidaknya Palembang menawarkan sesuatu yang "wah" dibanding Jakarta.
Setelah sekian lama pembangunan venue SEAGames, muncullah beberapa masalah, entah itu berupa hujatan dan aksi pro-kontra, bahkan parahnya hal ini beranjak menjadi masalah berskala nasional. Masalahnya jelas dari dana dan pembangunan venue yang tak kunjung jadi.
Dulu, sekitar bulan Mei, pemerintah Sumatera Selatan sudah menjamin pembangunan venue sudah mencapai 70-80% dan pada bulan Juli atau Agustus, venue-venue itu sudah diujicobakan. Namun sayang, jaminan itu tidak terbukti, toh sampai sekarang, pembangunan venue tersebut nggak kunjung tuntas. Padahal acaranya sudah kurang dari sebulan lagi.
Kalian tahu dong kalau Palembang terkenal dengan Sungai Musinya?
Kurang pas rasanya kalo datang ke Palembang tanpa melihat Jembatan Ampera dan Sungai Musi. Tapi tahukah kalian kalau ternyata di Palembang ada begitu banyak sungai yang mengalir?
Di beberapa jalanan penting di Palembang, mengalir begitu banyak sungai. Sungai-sungai ini sebenarnya indah, hanya saja karena kurangnya perhatian pemerintah dan "juga" warga kota Palembang, keindahan sungai ini tidak tergali dengan baik. Sungai-sungai ini terkesan jorok dan kotor. Entah karena di sekitar sungai terdapat pemukiman penduduk, sungai ini jadi penuh dengan sampah dari rumah tangga. Banyak oknum yang secara sengaja membuang sampah di sungai tersebut. Duh, sayang sekali, padahal Palembang cukup berpotensi lho mempunyai sungai-sungai indah yang bisa dijadikan tempat pariwisata.
Pernah suatu ketika saat saya hendak pergi ke suatu tempat, saya melihat seorang ibu-ibu dengan tenangnya membuang sekantung plastik besar sampah ke sungai dengan melemparnya begitu saja. OMG! Kenapa kalian dengan teganya merusak salah satu aset pariwisata yang seharusnya bisa dimanfaatkan wong Palembang. Ckckck...
Kebetulan, saya tinggal di daerah Sekip, Palembang. Dan rumah saya cukup dengan dengan salah satu sungai di Palembang, berikut fotonya :
Andai, pemerintah juga memperhatikan hal ini. Maksud saya, Palembang seharusnya bisa menggali pariwisatanya lebih lanjut dengan memanfaatkan hal-hal kecil, termasuk masalah sungai ini. Ayolah Palembang, selain mulai membangun hal baru, bukankah akan lebih baik bila ikut "mendaur-ulang" hal lama menjadi baru?
Ayo, Palembang bisa kok!
Palembang 화이팅*!!!
がんばって** Palembang!
Catatan :
*Hwaiting (Bahasa Korea) = semangat!
**Ganbatte (Bahasa Jepang) = Semoga beruntung!
nice post... :)
BalasHapusbaca sambil merenung n sesekali manggut-manggut..
cemungudh yuaaaa... (bahasa alay) = semangat!
hehe ^_^
pia, itu parit bukan sungai................
BalasHapuskunjungan sob ..
BalasHapusmau bagi-bagi kalimat motivasi sob ..
"ada kalanya cahaya dalam hidup kita padam namun di nyalakan kembali oleh seseorang.
setiap dari kita berutang terima kasih yang terdalam bagi mereka yang menyalakan kembali cahaya kita."
kunjungan balik ya sob .. :)
Mampir sejenak... numpang nyimak dan baca...
BalasHapusSalam...
YUK JOIN SITUS POKER ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA WWW.ROYALFLUSH99.COM BURUAN GABUNG...
BalasHapus